Meningkatkan
Hasil Panen Tanaman Jagung di Margomulyo dengan Pemberian Kompos Kotoran Sapi
Nama
kelompok :
Agung
Wahono (01)
M.
Nur Saifudin (22)
Qhafidz
Bachtiar (27)
Dwi
Cahyono (10)
Widodo
(33)
Yatma
Siswanto (34)
Bayu Onggo Baskoro (07)
MULTIMEDIA
SMK
NEGERI MARGOMULYO
DINAS
PENDIDIKAN BOJONEGORO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Perubahan zaman telah membuat manusia
menjadi serakah. Manusia seolah-olah ingin mencari sesuatu yang instant. Namun
manusia tidak berfikir tentang dampak yang akan terjadi dimasa yang akan datang
. Jika hal itu dibiarkan dikhawatirkan akan ber dampak buruk pada lingkungan.
Di sini kami akan memberikan penjelasan tentang pengaruh kompos pada tanaman
jagung juga peningkatan hasil panen setelah menggunakannya.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber
pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan
pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan
bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung
kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi ( http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung
)
Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik
(Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan
mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.
Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang
cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan
merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk
dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke
tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos
)
Berdasarkan kondisi tersebut kami
menyusun karya ilmiah yang berjudul “ Meningkatkan Hasil Panen Tanaman Jagung
di Margomulyo Dengan Pemberian Kompos Kotoran Sapi “ agar dapat memberikan
informasi tentang penggunaan kompos pada
tanaman jagung.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana meningkatkan hasil panen
tanaman jagung kuning di Margomulyo?
2.
Bagaimana peranan kompos pada tanaman
jagung kuning ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan kami melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. kami
ingin mengetahui, apakah benar ada pengaruh pupuk kompos terhadap pertumbuhan
tanaman jagung .
2. Kami
ingin mengetahui bagaimana pupuk kompos dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung.
D. Manfaat Penelitian
Dilihat dari aspek teoteris kompos ternyata
tidak berdampak negatif pada lingkungan. Sedangkan dilihat dari aspek praktis
kompos merupakan pupuk yang murah atau bahkan bisa membuat sendiri sehingga
masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggunakannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Cara Pembuatan Pupuk Kompos dari
Kotoran Sapi - Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari
campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh
populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap,
dan aerobik atau anaerobik.
Bahan Dasar Pembuatan Kompos dari Kotoran
Sapi. Pada proses pembuatan pupuk kompos yang menggunakan limbah dari kotoran
sapi yang merupakan proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik ini
menggunakan bahan dasar kotoran sapi yaitu 80-83%, serbuk gergaji ( bisa sekam,
jerami padi ) yang banyaknya berkisar 50 %, bahan pemacu mikroorganisme 0,25%,
abu sekam 10% dan kalsit atau kapur 2% dan kotoran sapi 45%. Proses Pembuatan
Kompos dari Kotoran Sapi
Tempat pembuatan adalah sebidang
tempat yang beralaskan tanah dan dibagi menjadi 4 bagian sesuai denagan ukuran
tempat tersebut, pertama kotoran sapi diambil dari kandang dan dtiriskan selama
satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kurang lebih 60%, kemudian
kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke suatu tempat
pembuatan kompos dan di beri serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti
sekam,jerami dll, serta abu, kalsiat/kapur dan stardec sesuai dengan dosis. Selanjutnya
semua bahan dasar dicampur kemudian di aduk secara merata.Setelah satu minggu
ditempat pertama, tumpukkan dipindahkan ke tempat ke dua dengan cara di aduk
secara merata untuk menambah suplai oksigen, pada tahap ini di harapkan terjadi
peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan
biji gulma sehingga pupuk kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
Manfaat Kompos
Kompos
ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan,lebih berat, lebih segar,dan enak
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan,lebih berat, lebih segar,dan enak
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek
Ekonomi:
1. Menghemat
biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Bahan-bahan
yang Dapat Dikomposkan
Pada
dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya:
limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, limbah
limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, limbah
peternakan,
limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah
pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan
antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.
Pupuk Kompos
Kandungan
pupuk kompos adalah bahan organik yang mencapai 18 % bahkan ada yang mencapai
59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium,
kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi pada lahan pertanian yaitu : mampu
menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya
pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak
berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu
sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. ( http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/141-unsur-hara-pupuk)
Category Archives: Benih Jagung Herbisida
Setelah beberapa
waktu Pioneer tidak mengeluarkan produk P11. Mulai awal 2013 Pioneer
mengeluarkannya lagi, berikut deskripsi Jagung Varietas P11
Nama Varietas : P11
SK : 774/kpts/tp.240/6/99 tanggal 22 Juni tahun 1999
Tahun : 1999
SK : 774/kpts/tp.240/6/99 tanggal 22 Juni tahun 1999
Tahun : 1999
Tetua : F1 dari
silang tunggal (single cross) antara M30A55 dengan F30A55.M30A55 dan F30A55
adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi-Bred
(Thailand)Co.,Ltd
Rataan Hasil : 10-12 ton/ha
Potensi Hasil : 7.66 ton/ha
Pemulia : PT.Pioneer Hibrida Indonesia
Golongan : Hibrida silang tunggal
Umur : 50% polinasi 56-57 hari
None : 50% rambut : 57-68 hari
None : Masak fisiologis : 96 hari(600m dpl)
Batang : Besar dan sangat kokoh
Warna batang : Hijau
Tinggi tanaman : 227 cm
Daun : Tegak dan sempit
Warna daun : Hijau tua
Keragaman tanaman : Sangat seragam
Perakaran : Sangat baik
Kerebahan : Tahan rebah
Bentuk malai : Tegak, besar dan terbuka
Warna sekam : Hijau
Warna anthera : Kuning
Warna rambut : Putih
Tongkol : Panjang dan silindris
Kedudukan tongkol : Di pertengahan tinggi tanaman (101 cm)
Klobot : Mutiara
Bentuk biji : Mutiara
Warna biji : Oranye
Baris biji : Lurus dan rapat
Bobot 1000 biji : 278 gram
Jumlah baris biji/tongkol : 14-16 baris
Kandungan nutrisi : 5.3% minyak, 10,2% protein dan 71,5 tepung
Potensi Hasil : 7.66 ton/ha
Pemulia : PT.Pioneer Hibrida Indonesia
Golongan : Hibrida silang tunggal
Umur : 50% polinasi 56-57 hari
None : 50% rambut : 57-68 hari
None : Masak fisiologis : 96 hari(600m dpl)
Batang : Besar dan sangat kokoh
Warna batang : Hijau
Tinggi tanaman : 227 cm
Daun : Tegak dan sempit
Warna daun : Hijau tua
Keragaman tanaman : Sangat seragam
Perakaran : Sangat baik
Kerebahan : Tahan rebah
Bentuk malai : Tegak, besar dan terbuka
Warna sekam : Hijau
Warna anthera : Kuning
Warna rambut : Putih
Tongkol : Panjang dan silindris
Kedudukan tongkol : Di pertengahan tinggi tanaman (101 cm)
Klobot : Mutiara
Bentuk biji : Mutiara
Warna biji : Oranye
Baris biji : Lurus dan rapat
Bobot 1000 biji : 278 gram
Jumlah baris biji/tongkol : 14-16 baris
Kandungan nutrisi : 5.3% minyak, 10,2% protein dan 71,5 tepung
Ketahanan terhadap
penyakit : Tahan terhadap karat daun, agak rentan terhadap hawar daun H.turcicum,
busuk tongkol Diplodia, busuk batang Pythium, dan rentan terhadap bulai dan
busuk batang bakteri
Daerah adaptasi : Beradaptasi pada
daerah dengan tingkat serangan rendah
Pengusul : PT.Pioneer Hibrida Indonesia
Harga : Rp. 66.000,00 (http://udsumberjayatani.wordpress.com/category/jagung/benih-jagung-herbisida/)
Pengusul : PT.Pioneer Hibrida Indonesia
Harga : Rp. 66.000,00 (http://udsumberjayatani.wordpress.com/category/jagung/benih-jagung-herbisida/)
HIPOTESIS
“ Adanya perbedaan yang menonjol pada tanaman jagung
yang diberi pupuk kompos, dimana yang diberi pupuk kompos tampak lebih
hijau/subur dari pada jagung yang tidak sama sekali diberi pupuk.”
IDENTIFIKASI
VARIABEL
1.
Variabel kontrol meliputi : media
tumbuh, jenis bibit, jumlah air.
2.
Variabel bebas meliputi :
suhu udara, jumlah cahaya, kelembaban udara.
3.
Variabel terikat meliputi : jumlah daun,
tinggi batang, usia tanaman, kualitas tanaman.
MEMILIH
ALAT DAN BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN
Alat : Cangkul,
semprot air untuk menyiram tanaman
Bahan
: Beberapa bibit tanaman jagung, tanah, dan kompos
MENENTUKAN LANGKAH KERJA
Waktu : Percobaan
ini dilaksanakan pada tanggal 1 september sampai 20 desember 2013
Tempat : Percobaan
ini dilaksanakan di Margomuyo
Perlengkapan yang harus dibawa : Kertas dan
spidol
Cara kerja
1. Pilihlah
bibit tanaman jagung yang
untuk ditanam
2. Siapkanlah
2 petak ladang yang akan ditanami
3. Berilah
papan pada setiap ladang yaitu ladang 1 untuk ladang yang diberi kompos dan yang satu ladang 2
yang tidak diberi kompos
4. Tanamlah
bibit jagung tadi pada setiap ladang sama banyak
5. Siramilah kedua ladang tersebut dengan jumlah
air yang sama banyak (secukupnya)
secara rutin setiap pagi dan sore.
6. Amatilah
pertumbuhan jagung pada ladang tersebut dan masukkan data-data yang ada pada
tabel yang sudah disediakan.
MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh tanaman jagung yang ada pada ladang , sedangkan sampelnya adalah
sebatang jagung yang mewakili masing-masing
petak ladang.
MENETAPKAN
CARA MENGANALISIS DATA
-Tabel
Pengamatan
Tabel 1 ( di beri kompos )
NO
|
TANGGAL DAN BULAN
|
TINGGI
BATANG(CM)
|
JUMLAH
DAUN
|
KEADAAN
TANAMAN
|
1.
|
1 sept 2013
|
|
|
|
2.
|
11 sept 2013
|
|
|
|
3.
|
21 sept 2013
|
|
|
|
4.
|
1 okt 2013
|
|
|
|
5.
|
11 okt2013
|
|
|
|
6.
|
21 okt 2013
|
|
|
|
7.
|
31 okt 2013
|
|
|
|
8.
|
10 nop 2013
|
|
|
|
9.
|
20 nop 2103
|
|
|
|
10.
|
30 nop 2013
|
|
|
|
11.
|
10 des 2013
|
|
|
|
12.
|
20 des 2013
|
|
|
|
Tabel 2 ( tidak di beri kompos )
NO
|
TANGGAL DAN BULAN
|
TINGGI
BATANG(CM)
|
JUMLAH
DAUN
|
KEADAAN
TANAMAN
|
1.
|
1 sept 2013
|
|
|
|
2.
|
11 sept 2013
|
|
|
|
3.
|
21 sept 2013
|
|
|
|
4.
|
1 okt 2013
|
|
|
|
5.
|
11 okt2013
|
|
|
|
6.
|
21 okt 2013
|
|
|
|
7.
|
31 okt 2013
|
|
|
|
8.
|
10 nop 2013
|
|
|
|
9.
|
20 nop 2103
|
|
|
|
10.
|
30 nop 2013
|
|
|
|
11.
|
10 des 2013
|
|
|
|
12.
|
20 des 2013
|
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA